PERSPEKTIF SANTRI TERHADAP INSPIRASI MASJID di MASA DEPAN
Perspektif Santri Terhadap Inspirasi Masjid di Masa Depan
Oleh: Irsad Akil
Tercatat, Dunia ini telah memasuki perubahan Globalisasi yang sangat cepat. Seperti
halnya, perubahan revolusi 4.0 yang berkembang memasuki Era Society 5.0. Dimana dalam Era
Society 5.0, banyak terjadi perubahan di seluruh lapisan kehidupan masyarakat, baik dalam
tradisi, kebiasaan, adat istiadat, pendidikan, sosial dan lain-lain nya. Pada Era Society 5.0,
Teknologi jauh lebih berkembang dan lebih canggih, yang pertama dikenalkan oleh Negara
Jepang pada tahun 2021. Oleh karena itu, Perkembangan zaman senantiasa harus bisa
direalisasikan dalam aspek tatanan kehidupan masyarakat. Bukan berarti meninggalkan
kebiasaan dahulu, akan tetapi memperindah kebiasaan dahulu dengan perkembangan zaman,
dengan tujuan agar masyarakat tidak tertinggal dengan apa yang sudah dikembangkan oleh
Negara lain.
Dewasa ini, pembahasan pokok yang sering dipermasalahkan oleh masyarakat umumnya,
terkait kemajuan dalam rumah ibadah, salah satunya tempat ibadah dalam agama Islam, yaitu
Masjid. Banyak yang mengatakan, di zaman yang penuh dengan perkembangan teknologi,
namun rumah ibadah yang begitu identik dengan tempat suci bagi kaum Muslim untuk
melakukan ibadah belum mengalami perubahan yang signifikan, tentu daya tariknya sangat
lemah. Untuknya hal ini manjadi PR bagi para pakar Ulama Islam untuk memperkembangkan
daya tarik masyarakat agar merasa nyaman dalam beribadah di Masjid.
Santri yang merupakan para generasi penerus Ulama yang paham dalam bidang
keagamaan Islam tentu ikut berkontribusi dalam hal itu. Banyak inspirasi yang diidentikan
dengan pemikiran atau gambaran Masjid dimasa depan, Salah satunya adalah memadukan antara
Masjid dengan kemajuan teknologi yang telah dikembangkan, baik dari bidang fasilitas dan
kajian-kajian yang lebih modern agar dapat menarik masyarakat umumnya untuk mengikuti
segala hal yang diadakan oleh pengurus Masjid.
Ada beberapa perspektif Santri yang banyak memiliki inspirasi-inspirasi kemajuan
Masjid, agar bisa terlihat lebih menarik dan nyaman ketika digunakan, diantaranya adalah:
1. Menyediakan fasilitas yang baik, seperti tempat untuk membaca dan mencari buku, atau bisa disebut dengan Perpustakaan Masjid. Tentu hal ini, sangat banyak memiliki daya tarik masyarakat untuk mendatanginya ataupun berkunjung untuk membaca dan meminjam buku.
2. Membuat tata ruang semenarik mungkin yang disediakan berbagai teknologi yang ada,seperti menyediakan ruang khusus komputer bagi mereka yang menginginkan untuk mengakses internet tentang dunia kajian Islam.
3. Membuat acara sosialisasi baik berupa seminar kajian-kajian keIslaman ataupun kajian-kajian Ilmiah. Seperti, mengadakan rutinan pembacaan al-Qur'an, pengajian kitab-kitab tentang pembahasan Islam, musyawarah Fiqih dan lain-lainnya.
4. Menyediakan tempat bermain anak-anak, tentu hal ini sangat penting untuk menarik anak-anak agar senantiasa ikut serta berkunjung mendatangi Masjid. Karena dimulai dari rasa yang nyaman lalu berkembang untuk istiqomah beribadah.
5. Menyediakan tempat pembelajaran, baik dari tingkatan Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Faktor tersebut sangat mempengaruhi proses tahapan menjadi Masjid yang ideal, Karena dengan kebiasaan pembelajaran di Masjid, maka suasana Masjid menjadi lebih kondusif serta ramai.
6. Menyediakan makanan dan minuman bagi jama'ah Masjid. Selain daripada tujuan untuk bersodakoh, tentu ada nilai tambahan tersendiri, hal itu akan menjadi daya tarik masyarakat untuk semangat beribadah. Khusunya bagi masyarakat-masyarakat yang
kurang mampu.
7. Sering mengadakan kompetisi atau perlombaan. Seperti lomba adzan bagi anak-anak,lomba pidato, lomba menulis kaligrafi, lomba membaca tilawatil Qur'an dan lainlainnya. Tentu dengan adanya hal tersebut, nama Masjid akan lebih tersebar dan
tentu juga banyak pengunjung-pengujung diberbagai daerah untuk senantiasa berjama'ah dan mengikuti segala kegiatan-kegiatan yang ada.
8. Menyusun struktur kepengurusan Masjid dengan sisitematis dan penuh pertimbangan.
Karena, Masjid akan berkembang jika pengurusnya kondusif, artinya siap dengan tanggung jawab apa yang telah diamanahkan. Pengurus baik konsekuensinya Masjid
ikut membaik.
9. Menciptakan keharmonisan antara pengurus Masjid dengan masyarakat. Poin ini sangat penting untuk dilakukan, karena bertujuan agar masyarakat yang ingin melakukan ibadah di Masjid merasa nyaman dan tentram. Tentu dengan melakukan salam, sapa dan senyum.
Pada dasarnya, yang dikatakan sebagai Masjid ideal adalah Masjid yang memiliki fungsi pendidikan, seperti memiliki perpustakaan atau bahkan sekolah. Selain itu Masjid juga bisa digunakan untuk kegiatan pengajian.Setelah semua hal itu sudah diimplementasikan terhadap usaha menjadikan Masjid menjadi ideal, selanjutnya pengurus Masjid harus menjaganya dengan perawatan yang lebih diperhatikan dan mampu menerima kritikan dari masyarakat demi kemajuan Masjid dimasa depan.
Seperti Masjid Al-Mutaqqin yang berada di Kecamatan Kaliwung, Kendal, Jawa Tengah. Kita bisa lihat dari tata letak yang sangat strategis serta keberadaanya di daerah yang penuh dengan kehidupan para santri. Olehnya, pengurus yang baik mampu menyeimbangkan kebutuhan masyarakat dengan memfasilitasi Masjid yang mewadahi juga.
Dari konsep pembangunan, Masjid al-Mutaqqin dapat dikategorikan sebagai Masjid terbesar serta terindah. Masjid Al-Muttaqin pertama kali didirikan pada tahun 1653 M sebagai media dakwah Islam oleh seorang ulama bernama Kiai Asy'ari atau Kiai Guru. Masjid ini menjadi simbol kelahiran Islam di Kaliwungu. Masjid Al-Mutaqqin juga sudah mengalami renovasi sebanyak lebih dari 5 kali. Selain memiliki dua menara di sisi kanan-kirinya, di dalam Masjid ini dihiasi ornamen yang kental dengan nuansa Jawa. Ciri yang melekat pada desain arsitekturnya terlihat dari ornamen tiang, langit-langit, mimbar bertingkat yang terbuat dari kayu, mihrab tempat imam memimpin shalat dan kubah yang berada di atasnya.
Kemeriahan tradisi syawalan yang dihelat di seputar Masjid Al-Muttaqin dengan ribuan pengunjungnya memang menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Seakan tidak ada ruang kosong, ratusan lapak dengan berbagai ukuran berdiri dengan menjajakan jenis dagangan yang menawarkan harga murah bagi para pengunjung. Mereka mendapat income dari aktivitas perdagangan, termasuk juga lahan parkir. Tidak hanya itu, keberadaan berbagai wahana permainan, seperti kereta anak, komedi putar, bianglala, ombak banyu, kora-kora, rumah hantu, semakin menarik minat masyarakat untuk datang menikmati keramaian.Keberadaan Masjid Al-Muttaqin dengan tradisi kearifan lokal di dalamnya benar-benar mampu memberi dampak yang positif bagi kesejahteraan dan keberkahan ekonomi masyarakat.
Maka sangat layak bila fungsi Masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, namun juga digunakan sebagai tempat membangun dan memberdayakan kesejahteraan masyarakat dengan tanpa mengurangi nilai-nilai religiusitas masjid itu sendiri.
Jadi, kesimpulannya untuk menjadikan Masjid sebagai kategori yang ideal, maka dibutuhkan tujuan atau capaaian yang baik. Bisa dengan observasi ke beberapa Masjid yang tergolong ideal diberbagai daerah, dengan adanya kegiatan tersebut kita dapat meniru dan mengambil tata cara atau stategi bagaimana cara mengembangkan Masjid menjadi ideal. Bahkan kita bisa meniru strategi cara mengembangkan Masjid menjadi Masjid yang ideal, seperti yang sudah diterapkan oleh Masjid Al-Mutaqqin Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Komentar
Posting Komentar